AK-47 bisa dimasukkan dalam jajaran mesin
pembunuh paling efektif. Seperempat juta manusia diperkirakan terbunuh
setiap tahun akibat muntahan pelurunya.
Diciptakan oleh Kalashnikov,
senjata ini mulanya dirancang untuk menyelamatkan Rusia dari gempuran
Jerman pada PD II. Ternyata rentang pengaruhnya jauh melampaui rencana
awal peruntukannya.
Milisi tak tak terlatih sekalipun dapat
menjelma menjadi kekuatan menakutkan setelah mereka dipersenjatai
dengan AK-47. Senjata ini menjadi faktor pembeda karena ketangguhan,
keterjangkauan harga, kesederhanaan mekanik, dan daya tempurnya.
Sekali
digunakan dalam medan perang, AK-47 membuat banyak ‘David’ mampu
mengalahkan ‘Goliath’. Ini adalah senjata yang membuat ‘pejuang
kemerdekaan’ atau ‘kelompok teroris’ mendapatkan daya ungkit luar biasa.
Peristiwa
yang jadi latar belakang terlahirnya AK-47 adalah saat Jerman
menginvasi Rusia pada tahun 1941. Pada pertempuran kala itu, pasukan
Rusia sebenarnya memiliki senapan yang akurat akan tetapi dengan
kemampuan tembak lamban.
Senjata macam ini ternyata tidak mampu
bersaing dengan senapan Jerman. Pasukan Jerman waktu itu dilengkapi
dengan Sturmgewehr atau ‘storm rifle’, senjata yang disebut sebagai senapan serbu modern pertama. Sturmgewehr efektif digunakan pada pertempuran jarak sedang dengan daya tembak yang dibuat menyerupai senapan mesin.
Mikhael
Kalashnikov yang juga terlibat pertempuran melawan Jerman lantas
terinspirasi menciptakan senapan serupa. Sebuah senjata yang diharapkan
mampu menyelamatkan kedaulatan Rusia.
Senjata baru ini harus
ringan, cepat, murah, dan mudah dibuat. Mesti tangguh dan bisa
digunakan di kondisi pertempuran yang berbeda. Harus tetap berfungsi
saat basah, kering, berpasir, bahkan berlumpur. Dia harus toleran
terhadap suhu dingin membeku hingga suhu tinggi saat musim panas.
Baru
pada tahun 1947 senapan ini rampung, terlambat berperan dalam PD II.
Peran AK-47 justru menonjol pada masa perang dingin dan sesudahnya.
Saat itulah Rusia memberikan lisensi pada sekutu-sekutunya seperti
Cina, Jerman TImur, dan Korea Utara untuk memproduksi masal AK-47.
AK-47 sering dituding sebagai senapan yang tidak akurat. Toleransi
antar komponen yang besar (dibuat tidak terlalu presisi), pisir yang
buruk, serta hentakan yang keras dianggap sebagai faktor yang
membautnya tidak akurat.
Betul, AK-47 tidak efektif jika
digunakan untuk menembak sasaran jauh, apalagi yang bergerak. Akan
tetapi, pertempuran pada umumnya terjadi pada jarak menengah (sekitar
200-300 m) atau bahkan lebih dekat. Untuk jarak ini, keakuratan AK-47
masih bisa diandalkan. Keakuratan rendah juga bisa diatasi dengan
menembakkan beberapa peluru sekaligus untuk meningkatkan kemungkinan
mengenai target.
Diluar
isu keakuratan, AK-47 dikenal dengan ketangguhan yang nyaris tiada
tanding. Senapan ini tidak akan pernah menyecewakan pemiliknya. Akan
mampu menembak dalam kondisi apapun, bahkan setelah dibenamkan dalam
lumpur, air, salju, ataupun sehabis terlindas kendaraan militer
sekalipun.
Ada sebuah cerita populer dimana seorang kolonel
Amerika dan seorang jurnalis menghampiri jasad seorang tentara Rusia
yang terkubur dalam lumpur dan sudah lebih dari setahun tewas. Sang
kolonel langsung mengambil AK-47 milih si prajurit dan menembakkan
peluru yang tersisa sampai habis tanpa masalah.
Desain AK-47 juga
nyaris tidak berubah dari pertama dikeluarkan. Seseorang dapat saja
menggunakan magasin bikinan tahun 1950 yang langsung pas dipasangkan
dengan AK-47 keluaran terbaru.
Perawatan AK-47 juga sangat mudah.
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk membersihkannya, cukup bermodal
kain lap dan oli mesin yang mudah diperoleh dimanapun. Kesederhanaannya
membuat setiap orang bisa mengoperasikannya. Hanya perlu beberapa jam
training, langsung siap aksi.
AK-47 telah menjadi simbol berbagai
gerakan bersenjata di dunia. Sangat mudah menemukan foto atau video
para gerilyawan, milisi, sampai grup teroris yang berpose sambil
menyandang AK-47, seakan-akan hendak berkata,”Kami punya Kalashnikov,
dan kami tidak mudah dikalahkan.” Gambar AK-47 bahkan terpampang pada
bendera Mozambik dan Hisbullah.
Bank Dunia memperkirakan ada
sekitar 500 juta senjata api yang beredar di dunia, dan seperlimanya
adalah AK-47. Senapan ini terus diproduksi di banyak negara termasuk
Bulgaria, Cina, Mesir, Irak, India, Iran, Nigeria, Korea Utara,
Polandia, Serbia, dan Sudan. AK-47 telah membunuh lebih banyak orang
daripada senjata apapun.
Saat peringatan 60 tahun AK-47,
Kalashnikov diwawancara apakah dia menyesal telah menciptakan senapan
ini. Dia menjawab,”Saya menciptakan senjata ini untuk melindungi negara
saya. Saya tidak menyesal dan tidak bertanggung jawab atas
penggunaannya oleh orang lain”.
Namun dalam wawancara
lain Kalashnikov akhirnya mengakui: “Sebenarnya saya lebih suka
menciptakan mesin yang bermanfaat buat manusia atau yang dapat membantu
para petani, sebuah traktor misalnya.
From : http://www.gizmag.com


Tidak ada komentar:
Posting Komentar